Artikel lain

Senin, 14 April 2014

ASUS Notebook Terbaik dan Favoritku

Saya mengenal ASUS pertama kali sekitar 4 tahun yang lalu. Tidak sengaja sebenarnya. Saat itu saya memang baru berniat membeli notebook. Saya pergi ke toko komputer di bilangan Bandung, diantar adik saya dan suaminya. Setelah mencoba memilih beberapa merek yang ada di sana, saya malah kebingungan karena tak punya preferensi tentang apa notebook terbaik. Akhirnya, saya tanya adik ipar saya. Ia bilang, "ASUS aja. Itu lebih bagus." Saya langsung setuju. Pembelian pun terjadi. Notebook yang saya beli adalah tipe ASUS Eee PC Seashell Series N550 ukuran 10". Ringan dibawa dan harganya juga sesuai dengan jumlah tabungan saya.

Sebelumnya, saya pengguna PC. Namun ketika bepergian jauh, PC jelas tidak efisien untuk dibawa. Karena itulah notebook benar-benar menjadi penting bagi saya. Di manapun saya bisa menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan surat-menyurat, membalas email, dan mengirim file.

Di antara sekian banyak pengalaman saya bersama notebook ASUS, ada beberapa momentum penting, di mana ia menjadi sangat berjasa. Sekitar tahun 2011 kami sekeluarga berkunjung menjumpai kerabat di Sumatra Barat dan Aceh. Waktu itu, saya masih menjadi anggota tim redaksi sebuah majalah anak. Saat berangkat, utang pekerjaan masih tersisa, sementara jadwal terbit sudah mendesak. Untunglah saya membawa notebook mungil ASUS kesayangan saya. Naskah bisa diselesaikan dengan baik. Dan karena mudahnya proses instalasi mobile broadband melalui USB drive, file juga bisa dikirim dengan cepat via email.

Selain mempermudah saya dalam proses penulisan, notebook ASUS hitam ini menjadi alat yang bisa diandalkan untuk melakukan transaksi online. Saya menjual buku dan e-book melalui internet, dan pembelian bisa terjadi kapanpun walau saya sedang bepergian ke daerah lain. Notebook ASUS menolong saya untuk tetap bisa merespon pembelian dengan leluasa.

Tersiram Air

Selain saat-saat bahagia, ada juga peristiwa buruk yang menimpa notebook ASUS kami. Si kecil sering membawa minuman saat menggunakannya. Biasanya tidak terjadi apa-apa, namun hari itu sangat mengejutkan. Hampir setengah cangkir teh manis tumpah menyiram keyboard. Suami saya berusaha mengeringkannya, namun notebook tetap tak mau menyala lagi. Jadilah notebook istirahat dari tugas-tugasnya.

Waktupun berlalu. Kami tak pernah berharap notebook akan hidup kembali. Namun rupanya perkiraan kami keliru. Beberapa minggu kemudian, entah ilham dari mana, suami saya penasaran untuk mencoba lagi menyalakannya. Beberapa data penting memang tersimpan di sana. Ia nyalakan tombol power lalu, cling! Layar menyala. Merupakan keajaiban bagi kami, notebook yang kami anggap sudah tiada itu benar-benar hidup lagi hingga saat ini.

Notebook ASUS Kedua
Karena tuntutan pekerjaan dan demi menyalurkan minat terhadap dunia grafis, tahun 2012 saya mulai membutuhkan notebook dengan ukuran LCD lebih lega. Walau bagaimanapun, layar yang lebih luas akan membuat detail desain menjadi lebih kentara, sehingga meminimalkan kesalahan. Selain itu, saya membutuhkan DVDstyler untuk membuat salinan file ke dalam CD. Anak-anak juga butuh DVD player untuk memutar VCD film. Membeli laptop berlayar besar makin beralasan.

Pengalaman yang memuaskan dengan notebook ASUS mini, membuat saya malas mencoba-coba merek lain. Bagi saya, notebook ASUS telah menjadi notebook terbaik dan favorit. Berdasarkan pengalaman adik saya yang menggunakan merek lain, ASUS punya daya tahan yang lebih lama dan bandel. Selain itu, saya juga menyukai modelnya yang sederhana. Cocok dengan kerpibadian saya :).

Notebook ASUS kedua yang saya beli adalah tipe ASUS-PC K84L berwarna cokelat. Kelebihan notebook ASUS tipe ini adalah dua buah USB port yang diletakkan di dua sisi berbeda. Hal itu memudahkan saya memasangkan USB mouse dan Flashdisk atau mobile broadband secara bersamaan tanpa bersempit-sempit.

Kapasitas hard disk sebesar 500 GB sangat memanjakan saya untuk menyimpan banyak file desain dan foto berukuran mega. MMC drive yang terletak di kiri depan menjadi alat berharga untuk memindahkan file foto dari Memory Card jika USB drive sedang penuh.

Sambil menulis atau mengerjakan proyek-proyek desain, saya juga bisa mendengarkan musik menggunakan headset. Dua buah port untuk memasang kabel suara dan mic di bagian depan notebook adalah fasilitas yang menunjang kebutuhan itu. Sesekali, anak-anak juga bisa merekam suaranya, sekadar untuk hiburan.

Alat Belajar Anak-Anak

Kami adalah keluarga homeschooler yang tinggal di daerah pinggiran. Akses untuk mendapatkan guru bermutu dan lembaga pendidikan penunjang menjadi tidak mudah. Karena itulah kami menggunakan sarana digital untuk menutupi kebutuhan tersebut. Kami berlangganan “resource” online di beberapa website secara personal maupun patungan dengan teman-teman lain. Selain itu, anak-anak juga sudah menjadi pengguna aktif aneka software, baik software edukasi maupun pembuat gambar 2D atau 3D. Hal itu membuat Notebook ASUS kami menjadi begitu penting. Belajar secara digital menjadi mudah dan hasilnya memuaskan.

Tahun Sukacita

Notebook ASUS mungil kami telah berumur 4 tahun dan Notebook ASUS-PC K84L sudah menemani saya hampir 2 tahun. Kebersamaan saya dengan notebook ASUS berbuah manis pada tahun 2014 ini. Puji syukur ke Hadirat Allah, 4 judul buku anak yang saya susun, kini sedang dalam proses cetak. Semuanya saya olah menggunakan notebook ASUS.

Namun di luar semua keunggulannya, ada satu masalah antara kami dengan notebook ASUS: kami butuh tambahan satu lagi agar tak perlu lama mengantri untuk menunggu giliran ^_^. Terima kasih ASUS, semoga kami bisa memiliki ASUS versi terbaru yang akan menambah produktivitas kami dan menambah kepandaian anak-anak saya.

Tentang Saya

Saya, ibu dua anak. Anak-anak saya tidak bersekolah formal. Blog ini berisi pemikiran, hasil belajar, dan beberapa pengalaman.

Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.