Artikel lain

Selasa, 23 November 2010

Buletin: Sarana Murah Menyebarluaskan Pengetahuan

Ada ketimpangan pengetahuan dan informasi antara anak-anak kota dan desa. Harus diakui, di kota kita lebih mudah menemukan sumber-sumber pembelajaran dibandingkan di desa. Bahkan di daerah dengan perbedaan jarak 1 atau 2 jam perjalanan saja dari kota, kita akan temukan 2 hal yang tidak setara. Kota kecil tidak punya toko buku dan juga sulit ditemukan bahkan juga kios-kios buku bekas di sana, sedang di kota yang lebih besar kita bisa temukan dengan mudah buku-buku bagus dengan harga diskon.

Kehadiran internet yang mampu menjadi gudang informasi sesungguhnya kini bisa mengentaskan ketimpangan itu. Akan tetapi, ternyata masih sedikit keluarga dan anak-anak yang terakses dengan internet di daerah pinggiran. Jika pun mereka melakukan aktivitas virtual, kebanyakan masih pada taraf penjelajahan tanpa arah.

Karena itulah, melalui perpustakaan, saya terpikir untuk kembali melakukan hobi lama, yaitu membuat buletin 8 halaman. Salah satu tujuannya adalah untuk 'membumikan' informasi-informasi dari dunia virtual yang mungkin tidak bisa terakses oleh semua anak.

Pembuatan buletin tidaklah terlalu sulit, cukup dengan layout sederhana, menggunakan printer skala rumah, lalu diperbanyak dengan foto copy. Namun saya percaya manfaatnya dalam jangka panjang jauh lebih besar daripada biaya alakadarnya yang kita sisihkan. Buletin, dengan jumlah halaman yang sedikit lebih mengundang rasa ingin membaca ketimbang lembaran buku tebal. Jika isinya benar-benar dibuat berkualitas, maka kelebihan format buletin bisa menjadi daya dorong minat anak-anak pada ilmu pengetahuan.

Penerbitan perdana, 24 November 2010. Naskah masih assembling dan masih saya yang mengisi rubrik. Secara bertahap, Azkia dan juga teman-temannya akan saya coba stimulus untuk mengisi buletin ini, terutama untuk tulisan imajinatif.

Mudah-mudahan langkah ini bisa terus berlanjut. Bagi para pembaca yang punya sumber daya memadai, mungkin juga bisa melakukan hal yang sama. Mengeluh dengan sistem pendidikan yang kurang memuaskan pasti tak akan pernah ada habisnya. Lebih baik kita ciptakan kepingan-kepingan solusi sesuai kapasitas kita masing-masing.

Salam pendidikan!

Minggu, 14 November 2010

Recycling Day di Perpustakaan Kami

Tulisan ini saya anggap sebagai portofolio kegiatan anak-anak saya bersama teman-temannya, member taman bacaan. Setelah lama ingin membuat acara rutin di luar kegiatan meminjam dan mengembalikan buku, akhirnya kesampaian juga niat itu Sabtu, 13 November 2010. Alhamdulillah. Walaupun saya sedang melawan flu, melihat anak-anak bersemangat, jadinya ketularan ikut bersemangat.

Karena projek belum selesai seluruhnya sampai jam 5 sore, acara recycle kertas bekas ini pun setuju dilanjut pada keesokan harinya. Lewat kegiatan perdana ini saya juga jadi belajar bagaimana mengajar dengan teknik yang efisien, mudah dimengerti, dan mudah pula dipraktikkan anak-anak. Tentunya masih belum maksimal, tapi luar biasa senang karena punya kesempatan untuk melatihnya lewat kegiatan ini.

Target jangka pendek, anak-anak harus merasa mampu. Karena itulah latihan awal diusahakan berupa benda yang paling mudah dibuat, dan tuntas minimal 1 masing-masing. Dan anak-anak berhasil membuat tempat pensil duduk dari kotak bekas minuman, dikombinasikan dengan kepangan kertas koran. Karya mereka bisa dibawa pulang.

Target jangka panjang, anak-anak jadi kreatif memanfaatkan barang-barang bekas yang biasanya hanya menjadi sampah. Mereka jadi kelompok anak-anak yang peduli lingkungan. Duh, sungguh harapan yang mungkin terlampau tinggi. Semoga diberi anugerah untuk istiqomah.

Hari ke-2
Ahad, 14 November 2010, pukul 10-an anak-anak datang lagi dengan formasi yang sedikit berbeda dengan hari sebelumnya. Kali ini mereka membawa berbagai macam kotak bekas, dari mulai kotak bekas pasta gigi sampai kardus bekas minuman ringan.

Supaya mereka memiliki goal, saya coba tanyakan, apa yang paling ingin mereka buat. Ups! Ternyata jawabannya hampir seragam, kotak pensil yang ada tutupnya, yang bisa dibawa ke sekolah.

Meskipun mereka harus melipat kertas bahan anyaman sebanyak 30 buah, ternyata dengan membuat goal, mereka begitu pantang untuk menyerah. Berkali-kali saya tanya, "Sudah capek? Belum menyerah?". Jawabannya tetap sama, "Belum! Nggak akan menyerah!". Salut juga. Meskipun tetap masih belum rampung semuanya, karena hari sudah gelap mau hujan, tapi sudah ada juga yang dihasilkan. Coba saja lihat suasana dan ekspresi wajah anak-anak yang begitu antusias, fokus. Nggak nyangka, awal recycling day menyenangkan. ^_^.




Bahkan sampai menjelang pulang sisa rasa pensaran masih nampak. Maka saya ijinkan mereka membawa bahan-bahan yang diperlukan, seperti lem lilin dan pewarna, supaya projeknya bisa mereka lanjutkan di rumah. Seminggu sekali nampaknya akan kurang pada tahap awal ini. ^_^.

Kamis, 11 November 2010

Mengolah Kertas Bekas Menjadi Barang Berguna

Mengolah kertas bekas menjadi barang yang berguna. Ide tersebut sudah lama bersemi. Makin berkembang setelah membeli buku kreativitas berikut ini dan ikut acara ibu PKK RW.













Setelah saya search di google, ternyata sudah banyak yang mengaplikasikan ide Pak Rubiyar ini. Bahkan tak sedikit yang bisa menjadi lahan pekerjaan, membangkitkan ekonomi kerakyatan. Salah satunya bisa dilihat di sini www.suaramedia.com.

Kami di rumah juga telah mencoba menggabungkan inspirasi dari buku Kreasi Kertas Koran ini dengan kreativitas kami sendiri. Mau melihat hasilnya? Ini dia:















Teknik dasarnya adalah melipat kertas bekas (baik HVS ataupun koran) menjadi lipatan memanjang sehingga mirip dengan irisan bambu tipis yang biasa dipakai sebagai bahan baku anyaman, melinting koran sehingga menyerupai tali tambang, membuat kepangan seperti kepangan rambut (bisa dengan 3 helai atau 4 helai kertas yang sudah digunting seperti pita lebar).

Bahan pendukung selain kertas bekas sangatlah sederhana. Hanya berupa lem putih FOX (supaya lebih kuat), lem tembak (glue gun), dan pewarna makanan atau pelitur berbahan campuran air. Alatnya cukup gunting dan kuas.

Banyak benda bisa dibuat dari bahan kertas bekas ini. Secara bertahap insha Allah saya share di blog ini untuk bahan membuat prakarya bersama anak-anak. ATAU silakan beli buku Pak Rubiyar. Kreativitas lainnya akan mengalir dengan sendirinya. ^_^



Tentang Saya

Saya, ibu dua anak. Anak-anak saya tidak bersekolah formal. Blog ini berisi pemikiran, hasil belajar, dan beberapa pengalaman.

Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.