Papa bertanya pada Luqman, "Apa yang akan Ade lakukan jika di rumah seseorang yang Ade datangi ada makanan enak yang paling Ade sukai? Apakah akan mengambilnya?"
Luqman: "Tentu saja tidak."
Papa: "Tapi nggak ada siapa-siapa lho di situ. Nggak ada yang liat kalaupun Ade mengambilnya,"
Luqman: "Ah, tetap saja tidak akan Ade ambil,"
Papa: "Walaupun Ade sangat menginginkannya?"
Luqman: "Iya, karena Ade tahu, kalau mengambilnya tanpa ijin berarti Ade kan mencuri."
Papa: "Terus apa yang akan Ade lakukan?"
Luqman: "Ade mungkin akan melihatnya, tapi Ade akan menaahan kuat-kuat rasa sangat ingin itu".
Kami tertawa dan memberi jempol untuknya.
(Apakah Luqman benar-benar akan mempraktikkan apa yang ia katakan saat berhadapan dengan kasus semacam itu? Kami tidak bisa menjamin. Tapi lewat obrolan itu minimal kami tahu bahwa dia telah mengerti sebuah nilai penting, yaitu: Sekalipun sangat menginginkannya, ia tidak-lah berhak mengambil sesuatu yang bukan miliknya.)
Artikel lain
Minggu, 19 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Saya
Saya, ibu dua anak. Anak-anak saya tidak bersekolah formal. Blog ini berisi pemikiran, hasil belajar, dan beberapa pengalaman.
Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.
Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar