Anakku Tidak (Mau) Sekolah,
Jangan Takut – Cobalah Home Schooling!
Penulis : Maria Magdalena
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 208 hlm.
Tahun terbit : 2010
Great!
Mungkin itu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan secara singkat tentang buku ini. Setelah banyak buku tentang home schooling diterbitkan, baik yang ditulis oleh praktisi maupun pemerhati home schooling, bisa saya katakan, buku ini lebih transparan menggambarkan latar belakang dan praktik nyata sehari-hari seorang praktisi home-education/home schooling.
Meski setiap keluarga home-ed memiliki ciri khas yang berbeda-beda, namun apa yang digambarkan penulis dalam buku ini setidaknya akan menjadi contoh bagaimana realitas umum sebuah keluarga home-ed/schooler. Mereka, dengan segala kelebihan dan kekurangannya mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak-anaknya dengan cara yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang.
Satu dari banyak hal menarik yang saya temukan pada buku ini adalah kejujuran penulis untuk mengungkapkan proses yang penulis jalani layaknya bayi dalam menempuh fase motoriknya. Mereka merayap, merangkak, dan terus beranjak mencapai kemajuan dengan banyak belajar dari kesalahan dan bersemangat untuk memperbaiki hal-hal yang kurang.
Inilah ungkapan yang sangat saya suka dari buku Mbak Maria Magdalena, “ Waktu itu saya belum memahami bahwa sebaiknya anak dipandang dari kompetensi dan keunikannya, bukan pada kemampuannya berkompetisi atau menyamakannya dengan teman sebayanya. Lagipula, lebih memandang kompetisi akan membuat kita terjebak pada ketidakpedulian akan kebahagiaan anak serta terjebak dalam pemikiran yang lebih mementingkan hasil daripada proses.” (hlm. 30-31)
Dengan sebuah kesadaran bahwa tak ada orang tua yang sempurna, dan demikian juga setiap anak punya kekurangan dibalik kelebihannya, penulis mencoba meyakinkan pembacanya, bahwa sesungguhnya tak perlu takut untuk mencoba meski kemudian salah, dan tak perlu patah semangat hanya karena belum berhasil. Maju terus! Dengan belajar semuanya akan berubah menjadi lebih baik.
Pengalaman penulis dalam belajar mengatur waktu antara mendampingi anak, bekerja (di rumah) untuk kebutuhan ekonomi, aktualisasi diri dengan berkarya dan bermasyarakat, serta berkomunitas, juga dapat menjadi inspirasi bagi para ibu yang berniat menjalankan home-education/home schooling. Jempol 2 buat buat Mbak Maria untuk upaya kerasnya.
O’ya, karena buku ini lebih banyak berbasis pengalaman daripada teori, pembaca juga bisa mengetahui langsung bagaimana pengaturan biaya dalam menjalankan home-education. Terlebih jika bergabung dengan komunitas praktisi home-ed, baik di dunia maya maupun support grup di dunia nyata, orang tua home-ed akan mendapatkan banyak informasi tentang sumber pembelajaran yang murah tapi bermutu. Tentunya, karena tak semua peminat home-ed memiliki dana banyak untuk membayar fasilitas dan kurikulum yang mahal-mahal.
Pada akhirnya, saya menyimpulkan buku ini sangat layak dibaca oleh peminat home-education/schooling untuk memperoleh gambaran (bagaimana memulai, seperti apa tingkat kesulitan, tingkat manfaat, dan kemudahan-kemudahan home-ed). Dan buku ini juga bagus dibaca oleh mereka yang sudah menjalankan home-ed untuk memperkaya inspirasi.
Jadi, cermati baik-baik cover bukunya. Hapalkan judulnya, dan ingat nama penulisnya. Anda tak tak rugi membeli buku ini. Happy hunting! ^_^
Artikel lain
Senin, 03 Mei 2010
Review Buku: Anakku Tidak (Mau) Sekolah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Saya
Saya, ibu dua anak. Anak-anak saya tidak bersekolah formal. Blog ini berisi pemikiran, hasil belajar, dan beberapa pengalaman.
Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.
Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.
2 komentar:
ya mmg benar sejak dini waktu kecil kita sebagai orang tua mengajarkan hal itu terhadap anak anak kita. contoh kecil tadi mengenai mknan yg sederhana yg mmg kurang menarik dilihat. tapi dibalik itu makanan itu lebih sehat daripada buatan pabrik bkn berati tdk boleh makan buatan pabrik. boleh saja. pendidikan itu byk ragam bisa mengajarkan kesederhanaan, dan jg bersyukur...
benar itu bu. thx buat sharingnya, saya setuju...
bukunya bagus ya buat kaum ibu yang anaknya sulit untuk bersekolah...
Posting Komentar