Satu obrolan menarik membuat mata saya tambah menyala, menatap si fokus dengan penuh takjub. Kita tahu, sinar matahari itu mengandung energi yang luara biasa besar. Andai bukan karena perlindungan Allah, apapun bisa terbakar. Akan tetapi, mengapa energi sebesar itu tidak membuat makhluk bumi hangus, namun justru memperoleh kehangatan secara merata. Jawabannya, karena sinar matahari itu menyebar dan tidak difokuskan ke satu titik. Hal itu akan berbeda, ketika kita mengambil sebuah loop, letakkan kertas di bawahnya, lalu fokuskan sinar matahari persis menembus loop. Tak lama kemudian, kertas pun akan terbakar. Itulah efek fokus.
Dalam sebuah peribahasa Sunda saya pun pernah mendengar, “Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok.” artinya kurang lebih, “Tetesan air menimpa batu, lama-lama menjadi cekung.” Itulah efek fokus.
Dalam dunia usaha, fokus adalah kata yang mutlak. Ia akan senantiasa dibincangkan karena merupakan salah satu perangkat mental yang sangat penting dan bahkan utama. Saya membaca salah satu artikel terkait, dan menemukan kesimpulan, "Seorang enterpreneur sukses bukanlah mereka yang berpindah-pindah haluan atau mengubah-ubah jenis produk, melainkan mereka yang tekun mengelola produk yang dipilihnya dengan tingkat fokus yang besar, tanpa mudah tergiur sesuatu yang di luar jangkauannya."
Dan kalau kita mau jujur, semua bidang pekerjaan menuntut pelakunya untuk fokus jika mengharapkan hasil maksimal. Mahasiswa saat mengerjakan skripsinya kudu punya satu topik yang difokus dan menggeluti topik itu hingga beres, dokter bedah saat melakukan operasi mesti fokus dengan apa yang sedang dibedahnya, demikian juga saat seorang ibu akan melahirkan bayinya, dia harus fokus untuk mengeluarkan bayi itu kendati sakit menderanya.
Kalau semua aktivitas masih berserak-serak tak karuan, sampai bingung mau mulai yang mana dulu, tidak ada salahnya untuk memeriksa kembali semuanyanya bermula dari visi. Kadang-kadang, dari sekian banyak aktivitas yang kita kerjakan, sebenarnya sebagiannya bisa ditangguhkan, dialihkan, atau malah dihapus dari daftar pekerjaan. Semuanya merupakan upaya agar kita bisa fokus pada sesuatu yang benar-benar penting dalam pandangan kita masing-masing.
Tetapi untuk memutuskan fokus kadang kita harus mengorbankan sesuatu, penghasilan, kesenangan, atau apapun yang selama ini kita anggap berharga. Hal itu nyaris tak akan bisa kita hindari dan kita harus siap menerima konsekuensinya. Namun jika niat kita tulus, saya selalu yakin, segala yang tak menentu suatu saat akan menemukan keseimbangannya kembali.
1 komentar:
Saya suka dengan tag line di web ini : Belajar Sepanjang Hayat
Salam kenal, semangat dan fokus.
Posting Komentar