Artikel lain

Kamis, 13 September 2007

Belajar Multi Disiplin Ilmu


Beberapa waktu lalu saya sempat bertemu dengan Ibu Yayah Komariah, ketua komunitas Homeschooling Berkemas Jakarta. Lewat bincang-bincang dengan ibu yang penuh semangat ini, ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu tentang model belajar multi disiplin ilmu.

Model belajar yang saya maksudkan itu adalah model belajar, di mana dengan satu kegiatan bisa langsung diperoleh atau digali beberapa disiplin ilmu. Anak-anak mungkin tidak menyadari disiplin ilmu apa yang ia pelajari, namun mereka mendapatkan inti sarinya.

Misalnya saja, ketika kita mengajak anak-anak belajar memasak di dapur, kita bisa kenalkan nama jenis-jenis bahan makanan yang akan dimasak dan kandungan vitamin yang ada di dalamnya. Itu berhubungan dengan pelajaran biologi. Selain itu, kita juga bisa menceritakan beberapa proses memasak, seperti menggoreng, mengukus, menumis, dan membakar.

Sehubungan dengan pelajaran IPS kita juga bisa sambil cerita tentang proses distribusi makanan-makanan itu: Dari petani atau peternak, diolah dipabrik, lalu dikirimkan ke pasar, toko-toko, atau warung, lalu sampai di rumah-rumah, dan dimasak.

Terkait dengan pelajaran matematika, kita bisa meminta anak-anak untuk menghitung jumlah bawang yang harus dikupas misalnya, atau jumlah kemiri yang akan dihaluskan. Kalau kita punya timbangan kecil, bisa juga anak-anak diajari menimbang bahan-bahan makanan tersebut. Misalnya menimbang 50 gram cabai merah atau 50 gram bawang putih.

Nah, sehubungan dengan pelajaran agama, kita bisa ceritakan pada anak-anak bahwa Allah-lah yang telah menciptakan semua sumber makanan itu, sehingga kita harus bersyukur kepada-Nya.

Ya, deskripsi itu hanyalah sampel kasar tentang sebuah kegiatan yang bisa mencakup beberapa mata pelajaran. Tentu saja, kalau kita mau menggalinya lebih jauh, akan kita temukan lebih banyak lagi tautan disiplin ilmu dalam satu kegiatan.

Saya melihat, kelebihan dari model belajar seperti itu adalah: pertama, anak-anak dibawa pada dunia nyata, sehingga mereka bisa melihat langsung adanya manfaat dari sebuah pengetahuan. Kelebihan yang kedua, anak-anak bisa lebih mudah dan cepat menyerap pelajaran, karena mereka belajar dalam keadaan senang.

Kiranya, tanpa bermaksud mengecilkan model terstruktur dari sebuah proses belajar-mengajar, model belajar multi disiplin ilmu ini patut diperhitungkan sebagai sebuah terobosan untuk memaksimalkan tujuan pengajaran, termasuk juga di sekolah formal.

Salam Pendidikan!

Tidak ada komentar:

Tentang Saya

Saya, ibu dua anak. Anak-anak saya tidak bersekolah formal. Blog ini berisi pemikiran, hasil belajar, dan beberapa pengalaman.

Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.