Artikel lain

Kamis, 09 Agustus 2007

Bermain Air itu Asyik!



"Mamaaa, lihat sini!" teriak Azkia. Ternyata ia ingin menunjukkan spons berwarna kuning yang berubah menjadi hijau karena dicelupkan ke dalam air yang diberi warna biru. Tapi spons itu berubah menjadi kuning lagi setelah airnya diperas. Waah! itu biasa buat orang dewasa, tapi bagi anak-anak ternyata sangat menakjubkan.

Sudah sebulan terakhir, sejak kami pindah rumah, anak-anak diberi jadwal khusus untuk bermain air. Pagi hari sekitar jam 8, ketika matahari mulai cukup hangat, mereka siap dengan perlengkapan rutin. Satu buah waskom cukup besar, gelas plastik, botol air mineral, corong plastik, mangkuk berbagai ukuran, dan mobil-mobilan dibawa ke halaman depan.

Mereka bisa bereksperimen dengan macam-macam kegiatan ciptaan mereka sendiri. Mencuci mobil-mobilan atau memandikan boneka dan menyiram tanaman. Cuka, soda kue, pewarna makanan cair, dan sabun pencuci piring juga bisa jadi media yang asyik untuk memunculkan kejutan dan kegembiraan. Tak kalah serunya dengan permainan di playground.

Setelah satu kali ditunjukkan cara membuat lelehan gunung api dari campuran cuka, pewarna merah, dan soda, mereka bisa membuat variasi lain dengan bahan-bahan itu setiap hari. Memang sih tangan dan baju jadi belepotan macam-macam warna. Tapi, keasyikan mereka mengeksplorasi banyak gagasan lewat air membuat masalah itu menjadi kecil.

Setelah mereka puas, baju basah dan kadang belepotan tanah, air mandi yang hangat siap menanti di kamar mandi. Seru! Pasti begitu, setidaknya itulah yang terlihat dari celotehan mereka yang riang tentang temuan hari ini. Hari menjelang siang dan matahari mulai tinggi, kegiatan pun beralih di ruangan.

Aktivitas yang asyik dengan air tentu saja hampir tak bisa dijumpai di kelas-kelas prasekolah. Bermain bebas untuk pembelajaran penuh kejutan dan menumbuhkan keberanian untuk mencoba hal-hal baru. Saya yakin, justru itulah modal mereka untuk mencintai belajar sepanjang hidupnya.

Salam pendidikan!

Tidak ada komentar:

Tentang Saya

Saya, ibu dua anak. Anak-anak saya tidak bersekolah formal. Blog ini berisi pemikiran, hasil belajar, dan beberapa pengalaman.

Jika Anda menggunakan tulisan di blog ini sebagai referensi: (1) HARAP TIDAK ASAL copy paste, (2) Selalu mencantumkan link lengkap tulisan. Dengan begitu Anda telah berperan aktif dalam menjaga dan menghargai hak intelektual seseorang.